Dirjen Bea Cukai Tak Lagi Komisaris BNI, Ini Susunan Komisaris Bank-Bank BUMN 2025

Istimewa

bawaslu-kepulauantanimbar.com, | Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar oleh empat bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada akhir Maret 2025, tidak hanya mengesahkan pembagian dividen tahun buku 2024, tetapi juga membawa angin segar dalam susunan dewan komisaris dan direksi. Salah satu perubahan paling mencolok datang dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), di mana posisi komisaris yang sebelumnya diisi oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan secara resmi digantikan.

Dalam perombakan tersebut, Suminto, eks Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, ditunjuk mahjong ways sebagai Komisaris BNI. Sementara itu, Vera Febyanthy, politikus senior dari Partai Demokrat, dipercaya mengisi kursi Komisaris Independen. Masuknya tokoh dari kalangan politik dan birokrasi ini menjadi bagian dari strategi Kementerian BUMN untuk memperkuat arah kebijakan dan pengawasan di sektor perbankan nasional.

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyampaikan bahwa jumlah anggota dewan komisaris dikurangi dari 12 menjadi 6 sebagai bentuk efisiensi dan untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.

Berikut slot athena adalah susunan terbaru jajaran komisaris dan direksi di empat bank BUMN: BRI, Mandiri, BNI, dan BTN, lengkap dengan latar belakang tokoh yang berasal dari kalangan politikus maupun pejabat pemerintah:

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)

Komisaris:

Kartika Wirjoatmodjo – Wakil Menteri BUMN (Komisaris Utama)

Parman Nataatmadja – Komisaris Independen

Awan Nurmawan Nuh – Inspektur Jenderal Kemenkeu

Helvi Yuni Moraza – Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Indonesia

Edi Susianto – Komisaris Independen

Lukmanul Khakim – Politikus PKB

Direksi:

Hery Gunardi – Direktur Utama, eks Dirut Bank Syariah Indonesia

Agus Noorsanto – Wakil Dirut

Ahmad Solichin Lutfiyanto, Hakim Putratama, Riko Tasmaya, Aquarius Rudianto, Farida Thamrin, Akhmad Purwakajaya, Alexander Dippo Paris YS, Nancy Adistyasari, Viviana D.A.R. Kumalasari, Mucharom, Saladin Dharma Nugraha Effendi

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Komisaris:

Kuswiyoto – Komisaris Utama/Independen

Zainudin Amali – Politikus Partai Golkar

Muhammad Yusuf Ateh – Kepala BPKP

Luky Alfirman – Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu

Yuliot – Wakil Menteri ESDM

Mia Amiati – Eks Kajati Jawa Timur

Direksi:

Darmawan Junaidi – Direktur Utama

Riduan – Wakil Dirut

Toni E.B. Subari, Timothy Utama, Eka Fitria, Danis Subyantoro, Totok Priyambodo, M. Rizaldi, Saptari, Jan Winston Tambunan, Ari Rizaldi, Novita Widya Anggraini (eks Direktur Keuangan BNI)

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

Komisaris: slot777

Omar Sjawaldy Anwar – Komisaris Utama/Independen

Tedi Bharata – Deputi SDM dan TI Kementerian BUMN

Suminto – Dirjen Pengelolaan dan Pembiayaan Resiko Kemenkeu (pengganti Dirjen Bea Cukai Askolani)

Donny Hutabarat – Asisten Gubernur Bank Indonesia

Vera Febyanthy – Politikus Partai Demokrat

Didik Junaidi Rachbini – Akademisi dan ekonom senior

Direksi:

Putrama Wahju Setyawan – Direktur Utama

Alexandra Askandar – Wakil Dirut, eks Mandiri

Hussein Paolo Kartadjoemena, Corina, David Pirzada, Toto Prasetio, Agung Prabowo, Rian Kaslan, Abu Santosa Sudradjat, Muhammad Iqbal, Eko Setyo Nugroho, Ronny Venir, Munadi Herlambang

4. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN)

Komisaris:

Suryo Utomo – Dirjen Pajak Kementerian Keuangan (Komisaris Utama)

Dwi Ary Purnomo – Asisten Deputi Kementerian BUMN

Fahri Hamzah – Politikus Partai Gelora / Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Ida Nuryanti – Asisten Gubernur Bank Indonesia

Pietra Machreza Paloh – Politikus Nasdem

Panangian Simanungkalit – Pengamat properti

Direksi:

Nixon LP Napitupulu – Direktur Utama

Oni Febriarto Rahardja – Wakil Dirut

I Nyoman Sugiri Yasa, Venda Yuniarti, Rully Setiawan, Helmy Afrisa Nugroho, Hermita Akmal, Tan Jacky Chen, Setiyo Wibowo, Hirwandi Gafar, Eko Waluyo, Nofry Rony Poetra

Seluruh jajaran kamboja slot komisaris dan direksi tersebut akan mulai efektif menjalankan tugas setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pemerintah berharap, dengan formasi baru ini, bank-bank pelat merah mampu menjalankan peran strategis dalam menopang perekonomian nasional dengan tata kelola yang lebih profesional dan efisien.(red)

Berita Terkini: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Dunia Kita?

Berita Terkini – Di era informasi saat ini, berita terkini adalah komoditas yang paling di cari. Setiap menitnya, dunia di penuhi dengan kabar baru yang datang dari berbagai penjuru. Namun, di balik semua hiruk-pikuk ini, sejauh mana kita benar-benar tahu apa yang terjadi? Apakah kita hanya menjadi konsumen pasif yang terombang-ambing dengan informasi yang datang begitu cepat? Atau, apakah kita mampu memilah mana yang benar-benar penting dan mana yang hanya sekadar sensasi?

Kecepatan Berita yang Mengguncang Dunia

Ketika sebuah peristiwa terjadi, hanya butuh hitungan detik sebelum kita bisa mengetahui detailnya. Berita terkini menyebar secepat kilat berkat kemajuan teknologi, terutama melalui media sosial. Namun, kecepatan ini sering kali mengarah pada satu masalah besar: verifikasi informasi yang tidak memadai. Berita yang tersebar cepat sering kali tidak memiliki cukup waktu untuk di periksa kebenarannya. Lalu, apakah kita sudah cukup bijak untuk menilai keakuratan informasi yang masuk ke telinga dan mata kita?

Misalnya, sebuah kecelakaan besar terjadi di kota besar, dan dalam hitungan menit, foto-foto dari lokasi kejadian sudah tersebar luas. Namun, apakah foto-foto itu benar-benar menggambarkan kejadian yang sebenarnya, atau hanya hasil rekayasa yang di daur ulang? Saat informasi datang begitu cepat, kita sering kali tidak memiliki kesempatan untuk mengecek lebih dalam, sehingga informasi yang salah dapat dengan mudah bonus new member.

Berita Sensasional yang Menipu Publik

Bukan hal baru bahwa media sering kali memanfaatkan berita sensasional untuk menarik perhatian. Apakah kita benar-benar memahami apa yang terjadi di balik judul-judul bombastis yang menghiasi halaman depan? Di balik setiap judul yang di buat dengan sengaja mengundang emosi, sering kali tersembunyi informasi yang lebih mendalam dan lebih kompleks. Misalnya, sebuah headline yang berbunyi “Krisis Ekonomi Menghantam Negara, Masyarakat Terpuruk!” tentu langsung memicu rasa takut. Tetapi, jika kita meluangkan waktu untuk menggali lebih jauh, kita mungkin menemukan bahwa krisis tersebut hanya memengaruhi sektor tertentu dan belum berdampak pada masyarakat secara keseluruhan.

Kita harus sadar bahwa media tidak hanya menyampaikan informasi, tapi juga membentuk persepsi kita. Dengan menonjolkan elemen-elemen tertentu, mereka bisa memengaruhi bagaimana kita melihat peristiwa. Berita terkini sering kali di bungkus dengan narasi yang berlebihan, membuat kita merasa lebih panik atau lebih terkejut dari yang seharusnya.

Media Sosial: Senjata Ganda

Media sosial telah menjadi saluran utama untuk penyebaran berita terkini. Tanpa filter, informasi—baik yang benar maupun yang salah—beredar tanpa batasan. Setiap orang, dari selebritas hingga politisi, bisa memanfaatkan platform-platform ini untuk menyampaikan pesan mereka. Tetapi, dengan kebebasan ini juga datanglah tanggung jawab besar. Siapa yang bisa menjamin bahwa informasi yang kita baca adalah informasi yang benar-benar situs slot?

Banyak pihak dengan agenda tertentu memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan berita yang terdistorsi. Bahkan lebih buruk lagi, beberapa akun anonim sengaja menciptakan konten yang menyesatkan untuk memanipulasi opini publik. Dalam beberapa kasus, berita palsu yang di mulai sebagai desas-desus bisa berkembang menjadi sesuatu yang mempengaruhi keputusan besar dalam masyarakat, bahkan politik negara.

Dampak Berita Terkini terhadap Masyarakat

Ketika sebuah berita besar tersebar, dampaknya bisa jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan. Berita terkini dapat memicu protes, kerusuhan, atau bahkan ketegangan antarnegara. Sebagai contoh, berita mengenai kebijakan pemerintah yang kontroversial sering kali menciptakan perpecahan di kalangan masyarakat. Di satu sisi, ada yang mendukung kebijakan tersebut, namun di sisi lain, ada yang menentang habis-habisan. Ketika berita tersebut di kemas secara provokatif, emosi masyarakat akan lebih mudah terbakar. Hal ini membuat ketegangan semakin meningkat dan konflik semakin sulit untuk di redakan.

Namun, banyak dari kita yang tidak berhenti untuk berpikir lebih jauh. Bagaimana dengan berita yang datang mengenai krisis global atau bencana alam yang terjadi jauh dari tempat tinggal kita? Terlepas dari dampaknya yang sangat besar bagi masyarakat yang terdampak, kita sering kali hanya melihatnya sebagai sesuatu yang jauh, yang hanya menjadi konsumsi sementara sebelum kita beralih ke berita berikutnya.

Menyaring Informasi yang Beredar

Dalam dunia yang penuh dengan informasi, kemampuan untuk menyaring berita yang kita terima menjadi sangat penting. Alih-alih terbuai dengan headline yang mengundang rasa takut atau kebencian, kita perlu lebih berhati-hati. Mengambil waktu untuk mengecek kebenaran informasi dan memahami konteksnya adalah langkah pertama yang sangat penting. Jangan biarkan diri kita hanyut dalam arus informasi yang begitu cepat dan seringkali tanpa verifikasi.

Setiap berita terkini yang kita konsumsi membawa pengaruh besar terhadap pemahaman kita tentang dunia. Tanggung jawab untuk tidak mudah terprovokasi dan terus mencari kebenaran ada di tangan kita. Kita harus sadar bahwa di balik setiap informasi, ada lebih banyak cerita yang perlu di gali, bukan hanya reaksi emosional yang cepat.